Search

Guru Kunjung, Membangun Motivasi dalam Belajar dari... - Jawa Pos

SELAMA masa BDR hal yang melemah dari peran guru adalah peran mendidik. Proses itu terjadi karena pemantauan yang sulit dilakukan. Satu hal yang dapat dilakukan adalah melakukan kegiatan Guru Kunjung sebagai bentuk upaya layanan psikososial selama proses BDR. Inilah yang diharapkan melalui SKB 4 mentri selama proses BDR selain proses pembelajaran.

Erik Erikson(staffnew.uny.ac.id) adalah tokoh teori Perkembangan Psikososial. Ia menekankan perubahan perkembangan sepanjang kehidupan manusia, bukan hanya dalam lima tahun pertama kehidupan. Tiap tahap terdiri dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan seseorang sebuah krisis yang harus dihadapi.

Tanggal tujuh bulan delapan, hari Jum’at jam 17.00 WITA. Mendikbud bersama Menag, Menko PMK, Menkes dan Kementrian Dalam Negri melakukan siaran berisi pengumuman Penyusaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Covid-19. Penyusaian pembelajaran yang semuanya dikembalikan kepada pemerintah daerah dalam hal ini gubernur, bupati, kepala sekolah dan juga orang tua wali melalui komite.

Sekian bulan telah berlalu, Covid dan dampaknya telah menjelma menjadi pandemi yang belum jelas kapan akan berhenti.

Pengumuman Penyusaian Kebijakan Pembelajaran menegaskan larangan pembukaan sekolah terus berjalan, hanya daerah hijau dan kuning yang diperbolehkan membuka sekolah dengan ketentuan yang jelas dan ketat. Sementara itu, ketentuan menyangkut prasarana dan protokol pencegahan Covid masih mengacu pada ketentuan SKB 4 mentri yang dikeluarkan sebelumnya.

Dalam SKB dijelaskan sistem shif dalam pembelajaran jika sekolah dibuka disarankan dengan maksimal 18 siswa dalam suatu ruang kelas dalam satu shif. Jarak tempat duduk satu setengah meter, memakai masker, cuci tangan, semprot ruangan tetap berlaku. Hal ini berlaku bagi sekolah yang akan melakukan pembelajaran di sekolah. Semuanya membutuhkan kesiapan terutama sekolah.

Sejak Maret minggu keempat sampai dengan hari ini pembelajaran BDR berjalan. Masa transisi menuju kebiasaan baru atau sering di sebut New Normal ditetapkan sampai dengan tanggala 13 September di mulai 13 Juli 2020.

Dalam masa transisi lahir pengumuman pemerintah melalui 4 mentri mengenai pleksibelitas pembelajaran. Pleksibelitas yang membolehkan pembelajaran untuk zone kuning namun dengan 4 persetujuan.

Sekolah adalah salah satu pihak yang diberikan diskresi. Tentu saja karena ketatnya protokol kesehatan terkait pencegahan Covid. Sekolah harus mempersiapkan segala hal terkait pencegahan penularan dengan desain kebiasaan baru. Kesiapan menyangkut beberapa point terkait prasarana adalah factor penting yang harus ada di sekolah hingga sekolah dapat di buka.

Untuk dapat melakukan pembukaan sekolah, mendikbud telah melakukan penyebaran isian online terkait beberapa hal menyangkut kesiapan prasarana yang harus dimiliki oleh sekolah.

Demikian juga Dinas Dikbud Prov NTB. Dinas dikbud NTB telah mengedarkan daftar isian menyangkut beberapa hal yang harus ada di sekolah dalam masa transisi untuk menuju pada New Normal dalam pembelajaran.

Sekolah sebagai tempat pembudayaan menjadi penting karena kebiasaan baru dapat diberlakukan dengan ketat. Itu karena dari sekian media sosialisasi, sekolah adalah tempat yang paling ketat dalam mengenalkan dan menanamkan nilai dan norma.

Terkait penegakan protokol Covid, tantangan besar bagi sekolah oleh karena penanaman kebiasaan baru terkait Covid melalui lingkungan sekolah memerlukan kerja sama seluruh elemen di lingkungan sekolah.

Itulah sebabnya SKB memberikan petunjuk untuk membentuk tim dalam lingkungan sekolah. Tim yang dibentuk memerlukan jiwa besar untuk melaksanakan fungsinya. Semua demi kesehatan warga sekolah dan terkait psikososial peserta didik. Kerja tim yang dibentuk dalam lingkungan sekolah adalah kerja yang hendaknya berdasarkan akan kepedulian terhadap kesehatan dan terkait psikososial peserta didik.

Tim yang dibentuk sekolah inilah yang seharusnya menjadi garda depan penegakan protokol kesehatan dalam lingkungan sekolah pada saat sekolah dibuka. Standar kerja termuat dalam SKB. Unsur –unsur yang terlibat dalam tim di sebutkan dengan jelas dalam SKB. Jika tim melaksanaka peran sesuai dengan statusnya maka pembukaan sekolah dengan standar protokol Covid akan berjalan dengan lebih  baik.

Dari sisi kurikulum, pleksibelitas pembelajaran lahir dari pengumuman Mentri Pendidikan Nadiem Makarim juga menyangkut kurikulum. Kurikulum disederhanakan, peluangnya pada penyederhanaan Kompetensi Dasar dengan lebih fokus pada materi esensi dari setiap Kompetensi Dasar. Mentri Pendidikan memberikan kebebasan untuk memilih kurikulum lama atau menggunakan kurikulum selama Covid.

Desain RPP dalam melaksanakan pembelajaran memungkinkan untuk mengadopsi RPP satu halaman. Sebagai barang baru agak membingungkan namun model sudah tersedia pada link guru berbagi kemendikbud.

BDR  membutuhkan upaya layanan menyentuh psikososial diantaranya terkait motivasi, baik motivasi guru dan juga peserta didik. Sebagai faktor inside, motivasi di zaman BDR dengan standar protokol Covid sangat perlu menjadi perhatian.

Sangat banyak halangan yang muncul akibat dari BDR. Sikap perilaku anak sangat tidak terkontrol. Pola daring menyulitkan mendidik secara langsung. Sebagaian peserta didik lemah motivasi mengkuti dan menjalankan perintah guru dalam BDR. Sementara itu peran orang tua di rumah masih lemah. Masih terdapat peserta didik di sekolah pedesaan yang kurang baik dalam mengikuti proses belajar jarak jauh walau yang dipilih media yang paling dianggap maksimal dalam penggunaannya.

Peran penguatan psikososial menjadi penting dengan mengedepankan peran BK dan wali kelas. Tentu saja diperlukan langkah konkrit yang dapat berupa kunjungan rumah atau guru kunjung untuk membangun motivasi peserta didik, karena peringatan melalui daring kurang efektif.

Kekuatan motivasi menjadi jalan baik dan dibutuhkan dengan kesanggupan turun menemui peserta didik ke rumahnya. Hal ini menjadi perlu karena menurut Mendikbud Nadiem Makarim faktor lemahnya peran orang tua dalam BDR menjadi pertimbangan penting dalam membuka sekolah.

Walau mentri pendidikan tidak mewajibkan ketuntasan dan target kurikulum namun kurikulum minimal pun menjadi penuh tantangan dalam mencapai ditengah lemahnya motivasi dan peran orang tua anak dalam mengikuti BDR.

Dibutuhkan kunjungan rumah dengan memerankan wali kelas dan guru BK demi menguatkan motivasi belajar anak. Semuanya demi hak pendidikan dan mengurangi resiko ketertinggalan dalam mencapai target esensial dari pembelajaran yang dilakukan.

Sentuhan teknologi saja tidak cukup namun diperlukan sentuhan yang humanis. Jalannya dengan kunjungan rumah namun tetap berstandar Covid. Dengan demikian diharapkan akan menemukan perkembangan psikososial peserta didik selama dalam BDR. Ya sebuah perkembangan terkait motivasi dan emosi. Demikian. (*)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://lombokpost.jawapos.com/opini/25/08/2020/guru-kunjung-membangun-motivasi-dalam-belajar-dari-rumah/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Guru Kunjung, Membangun Motivasi dalam Belajar dari... - Jawa Pos"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.