Dua Mentri Jokowi Saling Bantah Soal Polemik KPAI vs PB Djarum - Sulsel Ekspres

SULSELEKSPRES.COM – Pendapat bersebrangan terjadi dalam internal pemerintah pusat soal polemik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum terkait audisi badminton yang dianggap melibatkan anak.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberikan dukungan terhadap PB Djarum untuk tetap melanjutkan ajang pencarian bakat bulutangkis di tanah air. Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise menegaskan kalau anak-anak dilarang untuk diperalat bagi kepentingan bisnis apa pun.

Bahkan Yohanna tetap menolak audisi meski brand ‘Djarum’ dihapus dari nama kegiatan. “Tapi kan itu sudah melanggar hak-hak anak dan kami pemerintah tetap tegas,” kata Yohanna kepada wartawan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2019) dikutip dari Detikcom.

Bagi Yohanna, apa pun jenisnya, sponsor rokok dilarang menggelar untuk event anak-anak. Sebab, hal itu melanggar UU.

“Tetap melanggar peraturan undang-undang yang berlaku, Undang-Undang Perlindungan Anak, termasuk Undang-Undang Kesehatan. Ada dua undang-undang di balik ini dan mereka harus tunduk terhadap undang-undang yang berlaku. Jangan sampai memperalat anak-anak untuk kepentingan bisnis mereka,” kata Yohanna tegas.

Sebelumnya, Imam Nahrawi memberikan dukungan agar PB Djarum tetap melanjutkan ajang pencarian bakat.

Imam mengatakan, tak ada unsur eksploitasi anak dalam proses audisi selama ini. Dia menginginkan ajang pencarian bakat tersebut tetap jalan.

“Audisi Badminton Djarum mestinya jalan terus karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan, audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia,” tulis Imam di akun Instagram, Minggu, (8/9/2019).

“Lagipula olahraga itu butuh dukungan sponsor. Ayo, lanjutkan,” tambahnya.

Seperti banyak diberitakan, PB Djarum membuat pernyataan mengejutkan menutup audisi umum tahun 2020 mendatang. Keputusan tersebut dibuat untuk menghilangkan tuduhan eksploitasi anak dari KPAI.

(*)

Let's block ads! (Why?)