Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari segala bentuk kesalahan karena manusia tempat salah dan khilaf. Karenanya manusia membutuhkan cara untuk menutupi kekurangannya atau kesalahan terhadap sesama manusia. Saat orang lain berbuat salah maka harus membuka diri untuk memaafkan. Begitupun sebaliknya saat kita berbuat salah terhadap orang lain maka dianjurkan untuk segera minta maaf karena pengakuan merasa bersalah dan langsung meminta maaf sebagai bentuk penyesalan atas kesalahan diri adalah salah satu sifat baik yang ada pada manusia.
Namun akan berbeda maknanya ketika dalam menyampaikan permintaan maaf dilakukan dengan cara-cara tidak biasa langsung berlutut di kaki manusia rasanya terlalu berlebihan. Seolah-olah tidak ada cara lain yang lebih manusiawi sebagaimana pemandangan yang sering dilakukan oleh Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju Tri Rismaharini dengan berlutut di kaki seseorang.
Rasanya kurang elok dilihat oleh rakyat bukankah masih ada cara lain mengungkapkan rasa bersalah yang lebih manusiawi tinimbang harus berlutut dikaki manusia, terkesan merendahkan diri dihadapan manusia.
Keseriusan permintaan maaf tidak harus dilakukan dengan cara-cara bersujud, berlutut di kaki orang lain, atau jangan-jangan ibu Risma tidak memiliki ada cara lain selain berlutut.
Baru-baru ini pemandangan berlututnya Mentri Sosial Tri Rismaharini terulang kembali dengan salah seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Padjajaran, Kota Bandung atraksi ini juga mendapatkan perhatian dari public saat kunjungan kerja Menteri Sosial ke Balai Wyata Guna, Bandung pada Selasa, (21/02/2023) menjadi viral dan menuai kontroversi berbagai kalangan atas atraksi Tris Risma yang selalu melakukan sujud di kaki manusia ini terjadi saat sedang saat dialog.
Bahkan cenderung ada perdebatan dengan para staf pengajar tiba-tiba salah seorang guru SLB bertanya dengan angsung menagih atas janji hibah dan perbaikan bangunan Sekolah Lubar Biasa (SLB) A. Padjajaran yang belum ditepati atas janji pernah disampaikan bukannya menjawab dengan dialog sebagaimana layaknya pejabat dan rakyat dengan memberikan penjelasan atas pertanyaan dan janji yang ditagihkan malah Risma langsung melakukan berlutut di kaki sang guru SLB tersebut dengan dalih tersentuh atas penyampaian sang guru SLB dan vidio aktraksi sujudnya viral banyak mengundang komentar warganet bahwa sujudnya Risma di kaki sang guru terlampau berlebihan terkesan pencitraan
Namun rupanya bukan kali ini saja Risma melakukan aktraksi sujud rasanya belum hilang dari tabung memori ketika beliau menjabat sebagai Walikota Surabaya, aksi sujud di depan publik ini dilakukan oleh Risma saat mengadakan acara pembinaan para takmir masjid di Gedung Pertemuan Wanita Kalibokor, Surabaya pada tanggal 16 Mei 2018, ditengah pertemuan tersebut salah seorang anggota Takmir masjid Masyitoh Mulyorejo bernama Tohir bertanya kepada Risma.
"Kenapa undangan pertemuan ini berbunyi pembinaan takmir apa salah kami sebagai takmir atas beberapa tragedi yang terjadi karena terkesan takmir terlibat atas kejadian beberapa waktu lalu"
Pertanyaan tersebut pun tidak langsung dijawab, malah Risma melakukan hal yang tidak terduga bersujud di kaki Tohir membuat yang hadir menjadi senyap dan cukup mengagetkan peserta pembinaan, dan begitu pula aktraksi sujud nya Risma di depan dokter saat pertemuan di balai kota saat pandemi melanda Indonesia tahun 2020 membuat banyak orang kewalahan melakukan penanganan termasuk para petugas medis di Surabaya yang mengeluhkan kapasitas rumah sakit yang overload dan para petugas menyampaikan sangat lelah banyaknya kehadiran pasien baru dan Risma pun tiba-tiba bersujud di hadapan banyak dokter dan memohon agar tidak disalahkan atas menumpuknya para pasien karena dirinya hanya ingin warganya tidak meninggal akibat penanganan yang lamban.
Apa yang dilakukan Rismarini sebagai Mentri Sosial dengan menyampaikan permohonan maaf karena belum menepati janjinya, atau lamban dalam penanganan berbagai persoalan social yang terjadi di masyarakat dan kita meyakini ketika rasa bersalah disampaikan secara biasa yakinlah pintu maaf akan selalu terbuka karena rakyat mafhum bahwa tidak ada manusia yang sempurna pasti memiliki keterbatasan, memiliki banyak kelemahan tentu permohonan maaf secara langsung akan kedengaran lebih manusiawi tinimbang aktraksi bersujud di kaki manusia sebagai bentuk pengakuan atas kesalahannya bukankah seorang Menteri publik pigur bagi rakyat yang rekam jejaknya tidak lepas dari sorot mata rakyat dari berbagai kalangan apa jadinya penilaian masyarakat terhadap Mentri Sosial Tri Rismarini pada setiap menghadapi persoalan penyelesaian maafnya dengan langsung berlutut di kaki manusia, bukankah masih ada permintaan maaf dengan cara-cara biasa bukan melakukan dengan cara - cara tidak biasa . Wallahu A'lamu
Kreator adalah Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat -- Tinggal di Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor - Jawa Barat
Video Pilihan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menyoal Aktraksi Sujudnya Menteri Sosial Tri Rismaharini - Kompasiana.com - Kompasiana.com"
Posting Komentar